Sabtu, 06 Agustus 2011

TV One dan Abu Rizal Bakrie


1.Pengenalan singkat  tvOne

tvOne merupakan sebuah televisi swasta yang berdiri pada tanggal  14 februari 2008 yang
dimiliki oleh Aburizal bakrie dan Adriansyah bakrie selaku wakil direktur utama, stasiun  televisi yang diresmikan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini yang memiliki konsentrasi  pada tayangan news and sport ini secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar.

·         Visi
tvOne secara korporasi mempunyai VISI untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakay yang pada akhirnya memajukan bangsa.
·         Misi
-          Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.
-          Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.
-          Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.

Dengan visi dan misi seperti di atas, tentu saja tvOne ini berfungsi sebagai media massa yang
Sangat mengedepankan informasi bagi para pemirsanya. Mengedepankan berarti tercepat, hangat dan factual, ketiga unsure tersebut haruslah dimiliki semua stasiun televise apalagi tvOne yang menyebut dirinya sebagai stasiun news terdepan, dengan Aburizal bakrie sebagai pemilik tvOne, stasiun ini dapat berkembang dengan sangat cepat.



 2. Power of Mass Theory
         
          Sebelum menjelaskan lebih lanjut kasus terselubung antara TV One dan Abu Rizal Bakrie, alangkah sangat baiknya jika kita membahas tentang teorinya terlebih dahulu. Teori yang cocok dipakai dalam kasus ini adalah power of mass theory atau teori kekuatan media massa. Salah satu teori kekuatan media massa yg sangat cocok diterapkan dalam kasus ini adalah hypodermic needle theory atau yang dikenal di Indonesia sebagai teori jarum suntik.
                Disebut jarum suntik karena cara kerjanya memang seperti jarum suntik. Menusukkan informasi dan berita secara langsung kepada audiencenya seolah-olah jarum suntik yg menusuk tubuh seorang pasien. Dengan cara tersebut, tentu saja orang-orang yg  terkena tusuk akan mengalami efek secara cepat dan tidak terkontrol. Mereka akan menerima saja apapun yang diberitakan media tanpa menganalisis kebenarannya lagi.
                Seorang Abu Rizal Bakrie, bisa dikatakan sangat cerdik dalam memanfaatkan teori ini. Dia memanfaatkan tvOne yang merupakan sebuah jarum suntik besar dengan berisi virus-virus informasi di dalamnya. Alhasil kebanyakan orang Indonesia yang memang pendidikannya rendah dan kurang pintar dalam filterisasi informasi langsung termakan oleh teori seperti ini.


3. Review tvOne dan Aburizal Bakrie
               
                tvOne memiliki reputasi yang cukup baik di mata masyarakat kita sekarang ini, baik dari penyajian berita dan isi program acaranya. Kelompok kami sendiri sedikit memiliki pandangan yang agak berbeda dengan ini, mengapa ? karena kami menemukan beberapa fakta hitam tentnga tvOne ini yang fakta hitam ini tidak jauh juga dari pemilik stasiun ini Aburizal bakrie.
               
                Sebagai pemilik stasiun ini Aburizal bakrie bukanlah orang sembarangan ia merupakan orang yang terpandang di Indonesia ini, sebagai ketua umum partai Golkar dan juga sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia Aburizal bakrie memiliki power yang cukup kuat di Indonesia. Dengan hasil kekayaan dari usaha bisnisnya yang merupakan Bakrie corp. ia memiliki harta berupa tanah dan bangunan senilai Rp 28.626 miliar, harta bergerak senilai Rp 6.019 miliar, dan surat berharga Rp 1.286 triliun (pada tahun 2005). Tentu saja ia merupakan seorang yang terpandang di Indonesia ini.

                Apakah Aburizal bakrie memang se super power inikah di Indonesia ? memang dia sangat super power di Indonesia ini, tapi ia juga memiliki catatan hitam yang cukup memiliki “power” juga. Banyak kasus yang terkait dengan aburizal bakrie ini antara lain kasus pajak yang baru baru ini dialami oleh Bakrie corps yang ditaksir sebesar Rp 2 triliun tentu saja bukan track records yang baik bagi dia. Tapi mungkin tidak ada tindakan nyata pada kasus ini sehingga banyak mahasiswa yang tegabung dalam KAMRAD (Komite Aksi Mahasiswa Pemuda Untuk Reformasi dan Demokrasi) berdemo meminta KPK mengusut kasus ini. Baiklah mungkin kasus ini terlalu berat untuk masyarakat awam sehingga kita tidak terlalu aware dengan kasus ini tapi bagaimana dengan kasus LUMPUR LAPINDO yang melanda bakrie corps ini ?  kasus besar yang tidak mungkin ada orang yang tidak aware dengan kasus ini tapi kembali nama bakrie hanya terdengar samar samar di kasus ini.



4. Kasus Aburizal Bakrie dan Hubungannya dengan tvOne

                Lumpur lapido. Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata tersebut? Pastinya pikiran anda langsung tertuju kepada lumpur yang menggenangi kecamatan porong, kabupaten sidoarjo, jawa timur . Pihak yang paling bertanggung jawab atas terjadinya insiden ini adalah PT Lapindo brantas, perusahaan yang sedang menjalankan proyeknya saat insiden itu terjadi. PT Lapindo Brantas dituntut untuk bertanggung jawab karena diduga kuat proyek yang mereka jalankan itulah yang menyebabkan insieden ini terjadi.

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun. Akibat tergenangnya hampir seluruh wilayah sidoarjo, dua belas desa dan tiga kecamatan ludes digenangi lumpur. Ribuan rumah warga tenggelam sehingga warga harus mengungsi di tenda-tenda darurat. Tidak hanya rumah warga, bahkan lahan pertanian dan peternakan, perkantoran, juga sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi tempat anak bangsa menuntut ilmu juga tak luput dari genangan lumpur.

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Selain memasang tanggul, sebenarnya masih banyak cara-cara lain yang dapat ditempuh, mulai dari pengeboran ulang hingga membuat sumur-sumur baru, namun sampai saat ini cara-cara tersebut belum berhasil.

Dibalik semua corat-marit tersebut, ada satu orang yang sebenarnya dituntut untuk bertanggung jawab baik oleh pemerintah maupun masyarakat atas  insiden ini. Ya, tentu saja orang tersebut adalah pemimpin PT Lapindo Brantas, yaitu Abu Rizal Bakrie. Bagaikan gayung bersambut,  tokoh yang juga merupakan pemilik TV One, salah satu perusahaan televisi swasta di Indonesia itu,  mengaku dengan sendirinya bahwa insiden ini murni atas kesalahan perusahaannya dan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerugian yang ditanggung.
Sekilas, walaupun lumpur lapindo masih terus menyembur dan menggenangi wilayah sidoarjo sampai saat ini, namun segala penanggulangan seperti biaya ganti rugi sudah diselesaikan oleh PT lapindo brantas.  Namun, jika kita selidiki secara mendalam, untuk semua kehilangan itu PT Lapindo Brantas hanya memberikan ganti rugi dengan membeli tanah, rumah, dan sawah para korban. Itu pun yang menurut Peraturan Presiden selesai dalam dua tahun setelah bencana. Namun, hingga kini baru 60 persen korban menerima ganti rugi ini. Tak ada ganti rugi soal kesehatan, pendidikan, sosial, dan pencemaran lingkungan.

Lalu bagaimana seorang bakrie dapat menutupi semua kesemrawutan diatas? Ya, hal itu semata-mata dikarenakan bakrie dapat dengan mudahnya menguasai media. Kita tahu, selain sebagai pemimpin tertinggi PT. Lapindo Brantas, Abu Rizal Bakrie juga merupakan pemimpin salah satu media berita terbesar di Indonesia saat ini. Dengan memanfaatkan media yang dipimpinnya tersebut, gampang saja baginya untuk memanipulasi berita. Misalnya, cukup dengan mewawancarai salah seorang korban yang sudah mendapatkan ganti rugi yang layak dan menyiarkannya di televisi, maka namanya pun akan menjadi bersih. Padahal dibalik semua itu, masih sangat banyak orang-orang yang merasa dirugikan dan belum mendapatkan ganti rugi yang setimpal. Intinya, bakrie dapat dengan mudahnya menyebarkan berita baik dan menyimpan berita buruk tentang dirinya.

   Karena TV One merupakan salah satu media berita terbesar di Indonesia, tentu saja akan menjadi patokan bagi media-media kecil lainnya. Pada akhirnya, dengan mengacu kepada TV One, media-media kecil seperti televisi, koran, atau radio lokal juga memberitakan bahwa persoalan-persoalan lumpur Lapindo telah kelar. Para korban sudah mendapatkan ganti rugi dan mendapatkan rumah, serta keluarga Bakrie sudah mengeluarkan Rp6,2 triliun untuk menangani kasus ini. Mereka mengutip pernyataan-pernyataan ini bulat-bulat tanpa melihat masih banyak korban mengungsi, rumah-rumah yang diberikan masih bermasalah sertifikat, rel-rel kereta api belum diganti, sungai dan laut Porong yang tercemar dan rusak, tambak-tambak, sekolah-sekolah, pondok-pondok pesantren yang semua rusak dan belum diganti.



4. PEMBERSIHAN NAMA BAKRIE ATAS KASUS INI
               
Kita mengetahui bahwa media massa berperan sebagai :
·         Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
·         Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
·         Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
Nah dari ketiga hal tersebut, kita dapat melihat bahwa apakah tvone melaksanakan peran tersebut dengan baik? Mereka melakukannya hanya untuk pencitraan mereka yang negative. Aburizal Bakrie sebagai pemilik tvone, tentu saja dia ingin mengubah citranya agar menjadi postif terutama setelah ada masalah dengan kasus lumpur lapindo. Karena dia dengan leluasa memainkan medianya untuk mengubah pandangan masyarakt tentang dirinya.. padahal di lapangan masih banyak fakta yg belum terungkap, seperti yang tertulis di isi Perpres 14/2007  dan PIJB. Lalu sudah 3 tahun kasus ini tak kunjung tuntas, yang ada malah mulai terkuaknya sejumlah fakta ke masyarakat. Lalu bagaimana aburizal bakrie menutupi kasus ini?  Setelah dia bermain dengan medianya, yang akhirnya susah untuk ditutupi, lalu ia mulai untuk main kea rah politik, yaitu dengan mencalonkan diri sebagai ketua umum partai GOLKAR. Perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar makin seru, karena akan menentukan posisi partai setelah pilpres 2009. Merapat ke SBY atau menjadi oposisi. Sang kandidat Ketua Umum Golkar yang juga mantan petinggi Group Bakrie Aburizal Bakrie dikabarkan ingin membawa partai merapat ke kubu SBY. Alasannya, Golkar biasa kerja di pemerintahan. Jadi jika nanti mantan petinggi Group Bakrie Aburizal Bakrie berhasil merebut kursi Ketua Umum Golkar dan kemudian merapat ke SBY, maka dapat dipastikan konflik kepentingan dalam penyelesaian kasus Lapindo akan kembali terulang. Artinya, pemerintah makin tidak berdaya berhadapan dengan Lapindo. Berbagai penyesatan informasi yang mengiringi kasus Lapindo akan menguap. Begitu pula mengenai dokumen rahasia Medco mengenai kasus Lapindo pun dipastikan tidak akan ditindaklanjuti pemerintah.
Tidak hanya dengan cara politik, tetapi ia mulai dengan cara lain, yaitu ia mengadakan BAKRIE AWARDS. Akan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, para penerima Bakrie Award, tentu mengikuti berita-berita lumpur Lapindo–yang hingga kini aktif menyemburkan lumpur panas 100.000 meter kubik tiap hari. Sehingga, sebagian dari penerima awards ini banyak yang memulangkan kembali penghargaan yang telah diberikan. Tak ada ganti rugi soal kesehatan, pendidikan, sosial, dan pencemaran lingkungan. Di ranah hukum, gugatan perdata di pengadilan yang diajukan YLBHI maupun banding oleh Walhi, kalah. Dan tuntutan pidana pun dihentikan. Di ranah politik, karier politik Bakrie kian mencorong dengan memenangi bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar. Orang-orang dekat Bakrie seperti Andi Alfian Mallarangeng, kini menuju kursi Partai Demokrat 1 (meskipun akhirnya kalah) dan Yuniwati Teryana Vice President External Relation Lapindo Brantas Inc, Gesang Budiarso Anggota Dewan Komisaris MLJ, dan Bambang Prasetyo Widodo Direktur Operasional MLJ, mengincar posisi Bupati Sidoarjo. Pemerintah Jawa Timur kini seakan patah arang dan menyerah menangani kasus Lapindo. Lebih parah, pansus DPRD Sidoarjo bahkan tak punya inventaris data aset pemerintah kabupaten yang tenggelam dalam lumpur. Dan setelah empat tahun bencana lumpur ini, baru kemarin (20/6), pansus mendesak pemerintah kabupaten menginventarisasi aset-aset itu dan meminta ganti rugi pada Lapindo.
Bisa dibayangkan betapa mengerikan, akibatnya, jika Jawa Timur dipimpin oleh orang-orang yang ada kaitan dengan perusahaan Lapindo alias orang-orang Bakrie. Tentu sudah banyak yang tahu, jika Bakrie memodali banyak media baik online, cetak, maupun televisi. Media-media ini tidak membicarakan keburukan bahkan serempak mendorongkan opini bahwa Lumpur Lapindo karena ulah gempa Yogyakarta 26 Mei 2006. Opini ini dibantah dengan lantang oleh para geolog internasional dalam pertemuan ilmiah geolog di Cape Town, Afrika Selatan. Dari 42 geolog yang hadir, hanya tiga orang, yang menyatakan hubungan lumpur dengan gempa. Tentu juga tahu, dua dari tiga orang-orang itu punya hubungan khusus dengan Lapindo. Semua ini adalah kejahatan dan ketidakadilan yang sistemis!
Tak hanya itu, media-media ini juga memberitakan pernyataan-pernyataan Bakrie bahwa persoalan-persoalan lumpur Lapindo telah kelar. Para korban sudah mendapatkan ganti rugi dan mendapatkan rumah, serta keluarga Bakrie sudah mengeluarkan Rp6,2 triliun untuk menangani kasus ini. Mereka mengutip pernyataan-pernyataan ini bulat-bulat tanpa melihat masih banyak korban mengungsi, rumah-rumah yang diberikan masih bermasalah sertifikat, rel-rel kereta api belum diganti, sungai dan laut Porong yang tercemar dan rusak, tambak-tambak, sekolah-sekolah, pondok-pondok pesantren yang semua rusak dan belum diganti.
Para ahli geologi meyakini semburan lumpur Lapindo akan tetap aktif menyembur hingga 30 tahun ke depan. Akankah diam selama 30 tahun dan menunggu jumlah korban makin banyak hingga akan sadar ketidakadilan ini?