Sabtu, 05 November 2011

Merubah Berita Media Cetak Menjadi Skrip Berita Televisi


Kasus Geng Motor Resahkan Mahasiswa Telkom

Bandung, Pikiran Rakyat – Siapa yang tidak ngeri dengan geng motor yang berada di bandung? Geng motor berbeda dari club motor. Sementara club motor melakukan hal-hal yang bersifat positif seperti berkonvoi keliling kota, memodifikasi motor, dsb, geng motor justru melakukan kegiatan-kegiatan anarki seperti menyerang anggota geng motor lainnya hingga menyerang orang-orang yang tidak mereka kenal. Semua itu mereka lakukan mulai dari tujuan balas dendam hingga sekedar iseng, untuk menghibur diri belaka misalnya.
25 Juli 2010 sekitar pukul 00.30, geng motor yang meresahkan tersebut kembali membuat onar di depan bundaran Yayasan Pendidikan Telkom, Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Kali ini lebih sadis. Salah satu pelaku yaitu MR (18) menganiaya korabannya Egi Antoni (16) dengan cara menggergaji kepala dan telinga korban berulang-ulang. Tidak hanya itu, pelaku lainnya P (15) mengambil sebuah batu yang ada di pinggir jalan dan menghantamkannya berkali-kali ke kepala korban. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka memar di bagian kepala dan luka sobek di bagian telinga dan leher. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit begitu ditemukan oleh warga sekitar.
Sementara itu, kedua korban penganiayaan akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian di rumahnya masing-masing pada 1 minggu setelah kejadian itu. Keduanya mengaku menganiaya korban karena menduganya sebagai anggota geng motor lainnya yang telah menyerang anggota geng motor lainnya beberapa waktu yang lalu. Bisa dibilang kasus geng motor kali ini bermotifkan balas dendam. “Keduanya terancam hukuman maksimal delapan tahun penjara jika terbukti melanggar pasal 351 dan 170 KUHP tentang penganiayaan,” kata Edi, salah satu pihak kepolisian yang mengusut kasus ini.
Terjadi tepat di depan kampus mereka, tentu saja banyak mahasiswa Telkom yang menjadi takut. Mahasiswa yang seharusnya dapat belajar dengan tenang dan fokus menjadi resah. Tidak sedikit dari mereka yang takut untuk keluar malam. “Ya kalau saya sih paling larut pulang jam 10 malam, kalau sudah lewat dari jam segitu sih lebih baik nginep,” ungkap yudis, salah satu murid Institut Manajemen Telkom yang juga ngekost di wilayah itu. Keresahan juga sangat tergambarkan melalui situs jejaring sosial twitter. “Malming keluar di daerah Dayeuh Kolot ini, sama aja cari mati, siap-siap aja jd mangsa Geng motor,” ungkap pemilik account @PuspaAllamanda di twitter ini.
Jika kita tilik lagi, memang sangat sulit untuk mencegah aksi geng motor ini. Mungkin bias saja diterapkan dengan lebih banyak lagi memasang lampu jalan, atau menyewa satpam untuk berjaga 24 jam. Bisa juga untuk menggerakkan anggota kepolisian berkeliling dengan mobil patrol di malam hari. Tapi bagaimanapun juga, tetap saja aksi geng motor sulit untuk dihindari. Mau tidak mau, pada akhirnya masyarakat sendiri lah yang perlu waspada. Hindari keluar rumah dengan sepeda motor di malam hari adalah kunci utamanya. Jika terpaksa, usahakan untuk pergi dengan banyak orang. Jangan sesekali pergi sendirian. Mengutip kata-kata bang napi, “kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan, wapadalah, waspadalah!


>INFORMASI PRODUK NASKAH BERITA

 [SLUG=BERITA]
[TITTLE=KASUS GENG MOTOR/BANDUNG]
[REPORTER=IHSANUDDIN]
[CAMERAMAN=TEGUH PRIHANTORO]
[PROGRAM=APA KABAR BANDUNG]
[ANCHOR=RIZAL ANDIKA PUTRA]
[DATE=10-10-2010]

>TERAS BERITA

GENG MOTOR DI BANDUNG TERUS MENGGILA// SASARANNYA KALI INI ADALAH SEORANG PEMUDA/ YANG DIDUGA SEORANG ANGGOTA GENG MOTOR LAIN// PEMUDA TERSEBUT DIGERGAJI DI BAGIAN TELINGA DAN LEHERNYA/ TEPAT DI DEPAN BUNDARAN YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM//

>TUBUH BERITA

ANGGOTA GENG MOTOR BANDUNG YANG MERESAHKAN/ KEMBALI MEMBUAT ONAR DI DEPAN BUNDARAN YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM/ DINI HARI TADI// PELAKU YANG DIPERKIRAKAN BERJUMLAH 2 ORANG/ MENGGERGAJI KEPALA DAN TELINGA KORBANNYA BERULANG-ULANG// TIDAK HANYA ITU/ KEDUA PELAKU JUGA MEMUKULKAN BATU YANG DITEMUKANNYA DI PINGGIR JALAN KE KEPALA KORBAN// AKIBAT PENGANIAYAAN TERSEBUT/ KORBAN MENGALAMI LUKA MEMAR DI BAGIAN KEPALA/ DAN LUKA SOBEK DI BAGIAN TELINGA DAN LEHER// KORBAN LANGSUNG DILARIKAN KE RUMAH SAKIT BEGITU DITEMUKAN OLEH WARGA SEKITAR// SEMENTARA ITU KEDUA PELAKU SEDANG DALAM PENCARIAN POLISI// KEDUANYA DAPAT DIJERAT DENGAN PASAL 351 DAN 170 KUHP/ TENTANG PENGANIAYAAN DENGAN ANCAMAN HUKUMAN 20 TAHUN PENJARA// SETELAH DIWAWANCARAI/ TERNYATA TIDAK SEDIKIT MAHASISWA TELKOM YANG MERASA PANIK DAN TAKUT DENGAN ADANYA  PERISTIWA YANG TERJADI TEPAT DI DEPAN KAMPUS MEREKA INI// MEREKA BERHARAP AGAR ANGGOTA KEPOLISIAN DAPAT  LEBIH GIAT LAGI DALAM MEMBERANTAS GENG MOTOR// SEKARANG MEREKA HANYA BISA WASPADA DAN BERDOA AGAR KEJADIAN SEPERTI INI TIDAK TERULANG LAGI//

Rabu, 26 Oktober 2011

Contoh Sinopsis Majalah


Breath With Better “Oxygen”

Anda seorang wanita? Penyuka fashion? Darimana selama ini anda mendapatkan panduan mengenai fashion sehingga anda bisa tampil modis? Biasanya seorang wanita lebih mudah untuk mendapatkan panduan mengenai fashion melalui majalah fashion wanita. Disana mereka dapat mengetahui informasi lengkap tentang gaya apa saja yang sedang ngetop di dalam negeri ataupun mancanegara. Namun, jika kita perhatikan, sangat sulit untuk membedakan yang mana majalah fashion wanita yang baik dan yang jelek sekarang ini. Di zaman globalisasi dan modernisasi sekarang ini,  kebutuhan akan fashion di kalangan wanita menjadi sangat tinggi layaknya kebutuhan pokok. Mulai bermunculanlah majalah-majalah fashion wanita yang justru pada akhirnya malah membuat jenuh masyarakat kita. Satu persatu,  majalah-majalah fashion wanita itu terbit di masyarakat dengan tema & tampilan yang sama sehingga sangat sulit membedakannya. Di tengah kejenuhan masyarakat kita dengan 10 majalah fashion yang terlihat sama itu, kini telah muncul sebuah majalah fashion wanita dengan tema dan tampilannya yang cukup unik dan berbeda. Oxygen, majalah fashion wanita ini memiliki keunikan tersendiri, diantaranya: Tidak terdapat iklan yang menganggu mata serta spesialisasi produk mancanegara.
`Mungkin anda sering kali terganggu oleh iklan-iklan yang tidak penting di dalam suatu majalah. Namun itu semua tidak akan terjadi jika yang anda baca adalah majalah oxygen ini. Ya, di dalam majalah oxygen, sama sekali tidak terdapat iklan. Memang terdengar sangat tidak mungkin tapi memang itulah kenyataannya. Lalu bagaimana majalah ini mendapat dana tanpa iklan? Ternyata majalah ini mendapat sokongan dana dengan cara bekerjasama dengan para designer dan perusahaan fashion jempolan. Dengan menampilkan produk-produk dari para designer dan perusahaan fashion tersebut, majalah ini bisa mendapatkan sokongan dana yang cukup besar, tidak berbeda jauh dari iklan. Namun tentunya yang ini tidak akan mengganggu mata konsumen seperti iklan. Bahkan dengan cara seperti ini konsumen dapat terbantu, karena majalah ini mencantumkan alamat/website toko di bawah produk-produk yang ditampilkan, sehingga konsumen yang tertarik dengan suatu produk dapat langsung membeli produk tersebut dengan mudah.
Kebanyakan majalah fashion yang beredar sekarang ini seringkali tidak fokus alias tidak memiliki spesialisasi tersendiri. Mereka selalu mencampuradukkan produk-produk fashion lokal, nasional dan internasional di dalam majalah mereka. Oxygen berbeda. Majalah ini hanya terfokus dan terspesialisasi terhadap produk mancanegara sehingga tidak terkesan campur aduk seperti majalah-majalah fashion pada umumnya. “Bukan ingin terkesan sok bule dan kebarat-baratan. Bukan juga karena tidak menghargai dan mencintai produk-produk fashion dalam negeri. Kami hanya menampilkan produk fashion mancanegara di majalah ini semata-mata karena pada dasarnya hampir semua produk-produk fashion lokal juga terinspirasi dari produk-produk luar. Jadi kenapa lagi harus menampilkan produk lokal?” Ungkap wike vitria anega yang merupakan kepala direksi dari majalah oxygen ini.
Bagaimana? Anda tertarik untuk menambah pengetahuan fashion dan gaya berbusana anda dengan membaca majalah fashion wanita baru yang mengusung tema cukup unik dan berbeda ini? Well, selamat mencoba.

Rabu, 21 September 2011

Literasi Media, Sekedar Melek Media Sajakah?


Pendahuluan

Literasi Media. Apa yang ada di benak anda ketika mendengarkan kata tersebut? Apakah anda akan berpikir tentang kemampuan seseorang yang telah melek terhadap media & teknologi? Jika seperti itu, berarti pemikiran anda masih terlalu sederhana. Lebih dari itu, literasi media juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang memahami, mengerti dan dapat memfilterisasi media massa. Media massa adalah Media yang digunakan secara massal untuk menyebarluaskan informasi kepada khalayak. Informasi itu bisa berupa hiburan, atau pendidikan. Media massa terdiri media cetak dan media elektronik. Yang termasuk media cetak adalah koran, majalah, tabloid, newsletter, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik adalah televisi dan juga radio. Fungsi Media massa setidaknya ada empat, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain).
Literasi Media muncul didorong kenyataan bahwa fungsi media massa lebih dominan dalam hal menghibur, dan mengabaikan fungsi mendidik. Tidak bisa dipungkiri lagi, di era informasi seperti ini, dalam kegiatan kita sehari-hari saja, kita tidak pernah bisa terlepas dari media-media tersebut, tidak perduli sesibuk apapun kita. Namun fakta bicara, tidak semua isi media massa bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik/pengelola media untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Media literacy bermaksud membekali khalayak dengan kemampuan untuk memilah dan menilai isi media massa secara kritis, sehingga khalayak diharapkan hanya memanfaatkan isi media sesuai dengan kepentingannya.


Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah tentang literasi media ini, selain sebagai pengetahuan umum yg patut diketahui semua orang, juga bertujuan untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang media massa, seluk beluk apa saja yang terdapat di dalamnya, bagaimana menganalisa & memfilterisasi info dsb. Karena, jika tidak begitu, akibatnya bisa fatal. Di masyarakat dapat disaksikan bahwa teknologi komunikasi terutama televisi, komputer dan internet telah mengambil alih beberapa fungsi sosial manusia (masyarakat), setiap saat kita semua menyaksikan realitas baru di masyarakat, dimana realitas itu tidak sekedar sebuah ruang yang merefleksikan kehidupan masyarakat nyata dan peta analog atau simulasi-simulasi dari suatu masyarakat tertentu yang hidup dalam media dan alam pikiran manusia, akan tetapi sebuah ruang dimana manusia bisa hidup di dalamnya. Media massa merupakan salah satu kekuatan yang sangat mempengaruhi umat manusia di abad 21. Media ada di sekeliling kita, media mendominasi kehidupan kita dan bahkan mempengaruhi emosi serta pertimbangan kita.
Keberadaan media dimana-mana dan juga periklanan telah mengubah pengalaman sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Media merupakan unsur penting dalam pergaulan sosial masa kini. Kebudayaan masyarakat tidak terlepas dari media, dan budaya itu sendiri direpresentasikan dalam media. Sekarang ini eksploitasi pers dan media interaktif telah menuju ke arah penciptaan supremasi media yang mengancam keberadaan cara pandang objektif dan ruang publik. Hal ini sesuai dengan pandangan teori hegemoni; peran media bukan lagi sebagai pengawas pemerintah, tetapi justru menopang keberadaan kaum kapitalis dengan menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka.



Aspek Teoritis

            Memasuki abad ke 21, industri media tengah berada di dalam perubahan yang cepat. Kerajaan-kerajaan media mulai membangun diri dengan skala yang besar. Merger ataupun pembelian media lain dalam industri media terjadi dimana-mana dengan nilai perjanjian yang sangat besar. Semakin lama bisnis media semakin besar dan melibatkan hampir seluruh outlet media yang ada dengan kepemilikan yang makin terkonsentrasi. Masyarakat mulai tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Apakah masyarakat terlayani dengan informasi yang aktual, beragam dan sesuai dengan kepentingan mereka oleh industri ini, atau perkembangan yang luar biasa ini hanya untuk meningkatkan keuntungan bagi “segelintir” orang yang terlibat dalam industri ini.
Media, menurut sudut pandang model pasar (Croteau dan Hoynes, 2001), dilihat sebagai tempat pemenuhan kebutuhan masyarakat berdasarkan atas hukum permintaan dan persediaan. Model ini memperlakukan media layaknya barang dan jasa lainnya. Bisnis media beroperasi dalam apa yang disebut sebagai /“dual product” market/, pasar dengan dua produk. Secara bersamaan menjual dua jenis “produk” yang sama sekali berbeda pada dua jenis pembeli yang sama sekali berbeda. Dalam kenyataan, konsumen yang direspon oleh perusahaan media adalah pengiklan, bukan orang yang membaca, menonton, atau mendengarkan media. Ini tentu saja dapat menjelaskan bagaimana acara-acara di televisi misalnya, tampil hamper seragam. Apabila hasil riset menyatakan banyak orang yang menontonnya maka pengiklan akan memasang iklan pada slot acara tersebut, yang berarti pemasukan, sehingga tidak ada alasan untuk stasiun televisi untuk mengubahnya.
Bila dilihat dari sudut pandang lainnya, dengan menggunakan model ruang publik, media lebih dari hanya sekedar alat pengejar keuntungan. Media merupakan sumber informasi yang utama dimana informasi harus beredar dengan bebas, tanpa intervensi pemerintah yang menghalangi aliran ide. Sudut pandang ini melihat orang lebih sebagai anggota masyarakat daripada konsumen, maka dari itu media seharusnya “melayani” masyarakat tersebut. Pertumbuhan media begitu pesat pada abad ke-20 dengan sejumlah regulasi dan deregulasi yang ikut mewarnai perkembangan industri ini. Bila pada awal abad ke-20 konglomerasi media sangat dibatasi, keadaan pada akhir abad ini berubah drastis dimana terjadi akusisi dan /merger/ dalam skala yang besar. Pertumbuhan yang terjadi ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi sehingga outlet media semakin beragam. Media yang menggunakan teknologi yang lebih awal dipaksa untuk berevolusi untuk menghadapi media yang berteknologi lebih baru. Contohnya peluncuran
koran /USA Today/ pada tahun 1982 yang menampilkan berita dalam ukuran kecil dengan banyak foto-foto berwarna serta dihiasi dengan tampilan grafis merupakan cara koran untuk mengimitasi gaya dan format televisi. Seiring dengan berjalannya waktu, difasilitasi dengan lingkungan regulasi yang semakin longgar, perusahaan media yang besar bergabung atau membeli perusahaan media lainnya untuk membuat konglomerasi media yang lebih besar dan juga global. Dilihat dari sudut pandang “pasar”, hal ini wajar dalam rangka untuk memperbesar penjualan, efisiensi dalam produksi, dan memposisikan diri terhadap kompetitor. Namun bila dilihat dari sudut pandang ruang publik, hal ini tidak menjamin terlayaninya kepentingan publik (public interest). Jumlah outlet media yang banyak belum tentu menjamin terpenuhinya /content/ yang menjadi kepentingan publik.
            Tren yang berlaku pada struktur industri media akhir-akhir ini adalah /Pertumbuhan, Integrasi, Globalisasi, dan Pemusatan Kepemilikan./ Proses restrukturisasi pada industri media telah mengizinkan para konglomerat untuk menjalankan strategi-strategi yang diarahkan untuk memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Perubahan dala struktur media serta prakteknya berpengaruh nyata pada isi media. Pengejaran keuntungan menjuruskan media pada homogenisasi dan /trivialisasi /(membuat sesuatu yang tidak penting). Isi pada media akan sering berbenturan dan menyesuaikan pada kepentingan bisnis yang mengejar keuntungan.
Hegemoni, menurut pandangan Gramsci (1971) tidak hanya menunjukkan dominasi dalam kontrol ekonomi dan politik saja, namun juga menunjukkan keampuan dari suatu kelas sosial yang dominan untuk memproyeksikan cara mereka dalam memandang dunia. Jadi, mereka yang mempunyai posisi di bawahnya menerima hal tersebut sebagai anggapan umum yang sifatnya alamiah. Budaya yang tersebar merata di dalam masyarakat pada waktu tertentu dapat diinterpretasikan sebagai hasil atau perwujudan hegemoni, perwujudan dari penerimaan “konsesual” oleh kelompok-kelompok gagasan subordinat, nilai-nilai, dan kepemimpinan kelompok dominan tersebut. Menurut Gramsci, kelompok dominan tampaknya bukan semata-mata bisa mempertahankan dominasi karena kekuasaan, bisa jadi karena masyarakat sendiri yang mengijinkan.



Contoh Kasus

            Banyak contoh kasus yang dapat kita ambil dan jabarkan mengenai litrasi media ini. Contoh kasus tersebut bisa saja kasus baik ataupun buruk. Supaya adil, saya akan mencoba mengangkat kedua-duanya sekaligus dalam artikel ini. Kita mulai dari yang baik terlebih dahulu.
Twitter, merupakan jejaring sosial yang relatif baru, tapi mendapat perhatian yang meluas. Melalui twitter, berbagai peristiwa besar terjadi. Di Indonesia, penggunaan twitter semakin populer setelah adanya laporan via twitter tentang peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Dari mashable.com, ada tulisan menarik seputar penggunaan twitter untuk ranah pendidikan berjudul How Twitter in the Classroom is Boosting Student Engagement. Tulisan itu menggarisbawahi tantangan proses belajar di universitas, dimana seorang dosen akan kesulitan berinteraksi dengan mahasiswanya jika kelas berisi 200-an mahasiswa, dan waktu pertemuan hanya sekitar 90 menit. Ada dua hal yang digarisbawahi dalam tulisan itu, (1) meningkatkan partisipasi peserta belajar, dan (2) membangun komunitas pembelajar. Twitter sebagai sebuah teknologi, memiliki kemampuan menyebarkan informasi secara cepat, dan multi arah. Siapapun dalam jaringan follow-follower, dapat berinteraksi secara bersamaan (real time).
Twitter mampu meningkatkan partisipasi peserta belajar, karena biasanya di dalam kelas, banyak mahasiswa/siswa yang sangat pemalu untuk berbicara atau mengungkapkan pendapatnya. Melalui twitter, hambatan itu bisa diatasi. Begitu pula masalah waktu. Pertemuan di kelas yang sangat terbatas, bisa diatasi dengan diskusi di luar jam perkuliahan/belajar. Tentu saja ini akan mensyaratkan penggunaan twitter secara tepat. Bahwa twitter sebagai solusi yang murah, layak untuk dicoba dalam ranah pendidikan yang semakin mahal dari hari ke hari. Mahalnya pendidikan berimbas pada jumlah mahasiswa per kelas, yang semakin banyak. Hal ini tentu mengurangi efektifitas pembelajaran, karena biasanya satu kelas akan efektif dibimbing oleh satu orang dosen, jika jumlah pesertanya tidak lebih dari 25 orang. Memanfaatkan media sosial seperti ini, juga mendorong budaya penggunaan teknologi ke arah yang lebih positif. Paling tidak hal ini akan memberi gambaran yang konkrit pada para pengguna, bahwa Twitter, dan media sosial lainnya, memang bermanfaat dan memberi nilai lebih, tidak sekedar menjadi alat chit-chat pembunuh waktu belaka.
Setelah tadi membahas tentang contoh baiknya, sekarang saatnya kita berpindah, membahas tentang contoh kasus buruknya. Contoh kasus buruk ini tidak terelakkan lagi, terjadi karena kurangnya literasi media yang baik pula dari masyarakat kita, sehingga mereka tidak dapat membadakan antara acara yang baik & yang buruk, dan tidak dapat menganalisis efek yang akan ditimbulkannya.
Fashion atau sebuah gaya busana baru dikatakan “ngetren” jika selebriti atau kalangan yang diekspos media memakai gaya busana tersebut. Ternyata selama ini tidak ada yang berhak menyandang gelar trendsetter karena kita hanya mencontoh gaya busana yang terus menerus muncul di media, kemudian saling mengikuti satu sama lain. Tren tersebut bersemi untuk sementara, sampai media mengekspos gaya busana yang baru. Media lah yang menjadi komandan /what’s in and what’s out/. Benarkah media berpengaruh sebegitu kuat? Taruhan, saat ini dijamin tidak ada mahasiswa (diasumsikan mahasiswa melek fashion) yang berani ke kampus dengan gaya rambut mengembang, sweater besar, rok mini, dan ikat kepala warna-warni, dimana saat ini media selalu memunculkan remaja putri dengan rambut lurus berponi, kaus ketat, jeans /boot cut/, dan sepatu hak tinggi.
Hegemoni media juga berhasil mengubah cara khalayaknya mengkonstruksikan konsep, contoh mudahnya konsep ketampanan dan kecantikan. Setahun yang lalu, ketika film Meteor Garden mengalami sukses besar, tampaknya para remaja putri memiliki kesepakatan baru mengenai konsep “tampan”. Pada masa tersebut, pria yang dikatakan tampan adalah pria berwajah oriental, dengan rambut semi gondrong berlayer. Begitu juga ketika produsen sabun Lux secara bergantian menampilkan bintang-bintang iklan yang cantik, berkulit putih, agak ke-/bule-bule/-an (kecuali Dian Sastro), tentunya banyak pria bersepakat bahwa wanita yang cantik adalah wanita yang berkulit putih, berambut panjang, keturunan eropa atau amerika.
Contoh lain yang populer di Indonesia adalah ketika sinetron-sinetron remaja berhasil menciptakan pergeseran nilai dalam kehidupan remaja di kota-kota besar. Saat ini siapa yang mengajarkan orang tua untuk member izin anaknya yang masih duduk di SMP untuk menyetir mobil sendiri ke sekolah, bahkan dengan ikhlas membuatkan SIM tembak untuk anaknya? Siapa yang mengajarkan bahwa anak-anak usia sekolah saat ini boleh-boleh saja keluar malam dan pulang pagi? Siapa lagi kalau bukan sinetron remaja yang terus menerus berusaha menampilkan bahwa anak SMP yang menyetir mobil sendiri dan pulang pagi adalah suatu kewajaran.

Kesimpulan

Kekuatan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) belum bisa diandalkan secara maksimal sampai saat ini. UU penyiaran pun masih banyak disalahgunakan oleh jagoan-jagoan hukum kita. Alhasil, literasi media adalah suatu hal yang mutlak harus diketahui dan dipahami oleh segenap masyarakat Indonesia. Dengan dipahaminya literasi media ini, sedikit demi sedikit, setidaknya dampak-dampak negatif yang disiarkan oleh media dapat diatasi dengan baik oleh masyarakat kita. Acara tentang kepentingan pemilik modal, acara yang dibuat-buat (reality show) dan acara-acara tidak berpendidikan lainnya satu persatu akan hilang berganti dengan acara yang lebih berpendidikan dan berbobot. Ya, memang tidak berlebihan, seperti itulah kekuatan literasi media, jika bisa dimanfaatkan dengan baik tentunya.



Sabtu, 06 Agustus 2011

TV One dan Abu Rizal Bakrie


1.Pengenalan singkat  tvOne

tvOne merupakan sebuah televisi swasta yang berdiri pada tanggal  14 februari 2008 yang
dimiliki oleh Aburizal bakrie dan Adriansyah bakrie selaku wakil direktur utama, stasiun  televisi yang diresmikan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini yang memiliki konsentrasi  pada tayangan news and sport ini secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar.

·         Visi
tvOne secara korporasi mempunyai VISI untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakay yang pada akhirnya memajukan bangsa.
·         Misi
-          Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.
-          Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.
-          Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.

Dengan visi dan misi seperti di atas, tentu saja tvOne ini berfungsi sebagai media massa yang
Sangat mengedepankan informasi bagi para pemirsanya. Mengedepankan berarti tercepat, hangat dan factual, ketiga unsure tersebut haruslah dimiliki semua stasiun televise apalagi tvOne yang menyebut dirinya sebagai stasiun news terdepan, dengan Aburizal bakrie sebagai pemilik tvOne, stasiun ini dapat berkembang dengan sangat cepat.



 2. Power of Mass Theory
         
          Sebelum menjelaskan lebih lanjut kasus terselubung antara TV One dan Abu Rizal Bakrie, alangkah sangat baiknya jika kita membahas tentang teorinya terlebih dahulu. Teori yang cocok dipakai dalam kasus ini adalah power of mass theory atau teori kekuatan media massa. Salah satu teori kekuatan media massa yg sangat cocok diterapkan dalam kasus ini adalah hypodermic needle theory atau yang dikenal di Indonesia sebagai teori jarum suntik.
                Disebut jarum suntik karena cara kerjanya memang seperti jarum suntik. Menusukkan informasi dan berita secara langsung kepada audiencenya seolah-olah jarum suntik yg menusuk tubuh seorang pasien. Dengan cara tersebut, tentu saja orang-orang yg  terkena tusuk akan mengalami efek secara cepat dan tidak terkontrol. Mereka akan menerima saja apapun yang diberitakan media tanpa menganalisis kebenarannya lagi.
                Seorang Abu Rizal Bakrie, bisa dikatakan sangat cerdik dalam memanfaatkan teori ini. Dia memanfaatkan tvOne yang merupakan sebuah jarum suntik besar dengan berisi virus-virus informasi di dalamnya. Alhasil kebanyakan orang Indonesia yang memang pendidikannya rendah dan kurang pintar dalam filterisasi informasi langsung termakan oleh teori seperti ini.


3. Review tvOne dan Aburizal Bakrie
               
                tvOne memiliki reputasi yang cukup baik di mata masyarakat kita sekarang ini, baik dari penyajian berita dan isi program acaranya. Kelompok kami sendiri sedikit memiliki pandangan yang agak berbeda dengan ini, mengapa ? karena kami menemukan beberapa fakta hitam tentnga tvOne ini yang fakta hitam ini tidak jauh juga dari pemilik stasiun ini Aburizal bakrie.
               
                Sebagai pemilik stasiun ini Aburizal bakrie bukanlah orang sembarangan ia merupakan orang yang terpandang di Indonesia ini, sebagai ketua umum partai Golkar dan juga sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia Aburizal bakrie memiliki power yang cukup kuat di Indonesia. Dengan hasil kekayaan dari usaha bisnisnya yang merupakan Bakrie corp. ia memiliki harta berupa tanah dan bangunan senilai Rp 28.626 miliar, harta bergerak senilai Rp 6.019 miliar, dan surat berharga Rp 1.286 triliun (pada tahun 2005). Tentu saja ia merupakan seorang yang terpandang di Indonesia ini.

                Apakah Aburizal bakrie memang se super power inikah di Indonesia ? memang dia sangat super power di Indonesia ini, tapi ia juga memiliki catatan hitam yang cukup memiliki “power” juga. Banyak kasus yang terkait dengan aburizal bakrie ini antara lain kasus pajak yang baru baru ini dialami oleh Bakrie corps yang ditaksir sebesar Rp 2 triliun tentu saja bukan track records yang baik bagi dia. Tapi mungkin tidak ada tindakan nyata pada kasus ini sehingga banyak mahasiswa yang tegabung dalam KAMRAD (Komite Aksi Mahasiswa Pemuda Untuk Reformasi dan Demokrasi) berdemo meminta KPK mengusut kasus ini. Baiklah mungkin kasus ini terlalu berat untuk masyarakat awam sehingga kita tidak terlalu aware dengan kasus ini tapi bagaimana dengan kasus LUMPUR LAPINDO yang melanda bakrie corps ini ?  kasus besar yang tidak mungkin ada orang yang tidak aware dengan kasus ini tapi kembali nama bakrie hanya terdengar samar samar di kasus ini.



4. Kasus Aburizal Bakrie dan Hubungannya dengan tvOne

                Lumpur lapido. Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata tersebut? Pastinya pikiran anda langsung tertuju kepada lumpur yang menggenangi kecamatan porong, kabupaten sidoarjo, jawa timur . Pihak yang paling bertanggung jawab atas terjadinya insiden ini adalah PT Lapindo brantas, perusahaan yang sedang menjalankan proyeknya saat insiden itu terjadi. PT Lapindo Brantas dituntut untuk bertanggung jawab karena diduga kuat proyek yang mereka jalankan itulah yang menyebabkan insieden ini terjadi.

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun. Akibat tergenangnya hampir seluruh wilayah sidoarjo, dua belas desa dan tiga kecamatan ludes digenangi lumpur. Ribuan rumah warga tenggelam sehingga warga harus mengungsi di tenda-tenda darurat. Tidak hanya rumah warga, bahkan lahan pertanian dan peternakan, perkantoran, juga sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi tempat anak bangsa menuntut ilmu juga tak luput dari genangan lumpur.

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Selain memasang tanggul, sebenarnya masih banyak cara-cara lain yang dapat ditempuh, mulai dari pengeboran ulang hingga membuat sumur-sumur baru, namun sampai saat ini cara-cara tersebut belum berhasil.

Dibalik semua corat-marit tersebut, ada satu orang yang sebenarnya dituntut untuk bertanggung jawab baik oleh pemerintah maupun masyarakat atas  insiden ini. Ya, tentu saja orang tersebut adalah pemimpin PT Lapindo Brantas, yaitu Abu Rizal Bakrie. Bagaikan gayung bersambut,  tokoh yang juga merupakan pemilik TV One, salah satu perusahaan televisi swasta di Indonesia itu,  mengaku dengan sendirinya bahwa insiden ini murni atas kesalahan perusahaannya dan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerugian yang ditanggung.
Sekilas, walaupun lumpur lapindo masih terus menyembur dan menggenangi wilayah sidoarjo sampai saat ini, namun segala penanggulangan seperti biaya ganti rugi sudah diselesaikan oleh PT lapindo brantas.  Namun, jika kita selidiki secara mendalam, untuk semua kehilangan itu PT Lapindo Brantas hanya memberikan ganti rugi dengan membeli tanah, rumah, dan sawah para korban. Itu pun yang menurut Peraturan Presiden selesai dalam dua tahun setelah bencana. Namun, hingga kini baru 60 persen korban menerima ganti rugi ini. Tak ada ganti rugi soal kesehatan, pendidikan, sosial, dan pencemaran lingkungan.

Lalu bagaimana seorang bakrie dapat menutupi semua kesemrawutan diatas? Ya, hal itu semata-mata dikarenakan bakrie dapat dengan mudahnya menguasai media. Kita tahu, selain sebagai pemimpin tertinggi PT. Lapindo Brantas, Abu Rizal Bakrie juga merupakan pemimpin salah satu media berita terbesar di Indonesia saat ini. Dengan memanfaatkan media yang dipimpinnya tersebut, gampang saja baginya untuk memanipulasi berita. Misalnya, cukup dengan mewawancarai salah seorang korban yang sudah mendapatkan ganti rugi yang layak dan menyiarkannya di televisi, maka namanya pun akan menjadi bersih. Padahal dibalik semua itu, masih sangat banyak orang-orang yang merasa dirugikan dan belum mendapatkan ganti rugi yang setimpal. Intinya, bakrie dapat dengan mudahnya menyebarkan berita baik dan menyimpan berita buruk tentang dirinya.

   Karena TV One merupakan salah satu media berita terbesar di Indonesia, tentu saja akan menjadi patokan bagi media-media kecil lainnya. Pada akhirnya, dengan mengacu kepada TV One, media-media kecil seperti televisi, koran, atau radio lokal juga memberitakan bahwa persoalan-persoalan lumpur Lapindo telah kelar. Para korban sudah mendapatkan ganti rugi dan mendapatkan rumah, serta keluarga Bakrie sudah mengeluarkan Rp6,2 triliun untuk menangani kasus ini. Mereka mengutip pernyataan-pernyataan ini bulat-bulat tanpa melihat masih banyak korban mengungsi, rumah-rumah yang diberikan masih bermasalah sertifikat, rel-rel kereta api belum diganti, sungai dan laut Porong yang tercemar dan rusak, tambak-tambak, sekolah-sekolah, pondok-pondok pesantren yang semua rusak dan belum diganti.



4. PEMBERSIHAN NAMA BAKRIE ATAS KASUS INI
               
Kita mengetahui bahwa media massa berperan sebagai :
·         Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
·         Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
·         Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
Nah dari ketiga hal tersebut, kita dapat melihat bahwa apakah tvone melaksanakan peran tersebut dengan baik? Mereka melakukannya hanya untuk pencitraan mereka yang negative. Aburizal Bakrie sebagai pemilik tvone, tentu saja dia ingin mengubah citranya agar menjadi postif terutama setelah ada masalah dengan kasus lumpur lapindo. Karena dia dengan leluasa memainkan medianya untuk mengubah pandangan masyarakt tentang dirinya.. padahal di lapangan masih banyak fakta yg belum terungkap, seperti yang tertulis di isi Perpres 14/2007  dan PIJB. Lalu sudah 3 tahun kasus ini tak kunjung tuntas, yang ada malah mulai terkuaknya sejumlah fakta ke masyarakat. Lalu bagaimana aburizal bakrie menutupi kasus ini?  Setelah dia bermain dengan medianya, yang akhirnya susah untuk ditutupi, lalu ia mulai untuk main kea rah politik, yaitu dengan mencalonkan diri sebagai ketua umum partai GOLKAR. Perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar makin seru, karena akan menentukan posisi partai setelah pilpres 2009. Merapat ke SBY atau menjadi oposisi. Sang kandidat Ketua Umum Golkar yang juga mantan petinggi Group Bakrie Aburizal Bakrie dikabarkan ingin membawa partai merapat ke kubu SBY. Alasannya, Golkar biasa kerja di pemerintahan. Jadi jika nanti mantan petinggi Group Bakrie Aburizal Bakrie berhasil merebut kursi Ketua Umum Golkar dan kemudian merapat ke SBY, maka dapat dipastikan konflik kepentingan dalam penyelesaian kasus Lapindo akan kembali terulang. Artinya, pemerintah makin tidak berdaya berhadapan dengan Lapindo. Berbagai penyesatan informasi yang mengiringi kasus Lapindo akan menguap. Begitu pula mengenai dokumen rahasia Medco mengenai kasus Lapindo pun dipastikan tidak akan ditindaklanjuti pemerintah.
Tidak hanya dengan cara politik, tetapi ia mulai dengan cara lain, yaitu ia mengadakan BAKRIE AWARDS. Akan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, para penerima Bakrie Award, tentu mengikuti berita-berita lumpur Lapindo–yang hingga kini aktif menyemburkan lumpur panas 100.000 meter kubik tiap hari. Sehingga, sebagian dari penerima awards ini banyak yang memulangkan kembali penghargaan yang telah diberikan. Tak ada ganti rugi soal kesehatan, pendidikan, sosial, dan pencemaran lingkungan. Di ranah hukum, gugatan perdata di pengadilan yang diajukan YLBHI maupun banding oleh Walhi, kalah. Dan tuntutan pidana pun dihentikan. Di ranah politik, karier politik Bakrie kian mencorong dengan memenangi bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar. Orang-orang dekat Bakrie seperti Andi Alfian Mallarangeng, kini menuju kursi Partai Demokrat 1 (meskipun akhirnya kalah) dan Yuniwati Teryana Vice President External Relation Lapindo Brantas Inc, Gesang Budiarso Anggota Dewan Komisaris MLJ, dan Bambang Prasetyo Widodo Direktur Operasional MLJ, mengincar posisi Bupati Sidoarjo. Pemerintah Jawa Timur kini seakan patah arang dan menyerah menangani kasus Lapindo. Lebih parah, pansus DPRD Sidoarjo bahkan tak punya inventaris data aset pemerintah kabupaten yang tenggelam dalam lumpur. Dan setelah empat tahun bencana lumpur ini, baru kemarin (20/6), pansus mendesak pemerintah kabupaten menginventarisasi aset-aset itu dan meminta ganti rugi pada Lapindo.
Bisa dibayangkan betapa mengerikan, akibatnya, jika Jawa Timur dipimpin oleh orang-orang yang ada kaitan dengan perusahaan Lapindo alias orang-orang Bakrie. Tentu sudah banyak yang tahu, jika Bakrie memodali banyak media baik online, cetak, maupun televisi. Media-media ini tidak membicarakan keburukan bahkan serempak mendorongkan opini bahwa Lumpur Lapindo karena ulah gempa Yogyakarta 26 Mei 2006. Opini ini dibantah dengan lantang oleh para geolog internasional dalam pertemuan ilmiah geolog di Cape Town, Afrika Selatan. Dari 42 geolog yang hadir, hanya tiga orang, yang menyatakan hubungan lumpur dengan gempa. Tentu juga tahu, dua dari tiga orang-orang itu punya hubungan khusus dengan Lapindo. Semua ini adalah kejahatan dan ketidakadilan yang sistemis!
Tak hanya itu, media-media ini juga memberitakan pernyataan-pernyataan Bakrie bahwa persoalan-persoalan lumpur Lapindo telah kelar. Para korban sudah mendapatkan ganti rugi dan mendapatkan rumah, serta keluarga Bakrie sudah mengeluarkan Rp6,2 triliun untuk menangani kasus ini. Mereka mengutip pernyataan-pernyataan ini bulat-bulat tanpa melihat masih banyak korban mengungsi, rumah-rumah yang diberikan masih bermasalah sertifikat, rel-rel kereta api belum diganti, sungai dan laut Porong yang tercemar dan rusak, tambak-tambak, sekolah-sekolah, pondok-pondok pesantren yang semua rusak dan belum diganti.
Para ahli geologi meyakini semburan lumpur Lapindo akan tetap aktif menyembur hingga 30 tahun ke depan. Akankah diam selama 30 tahun dan menunggu jumlah korban makin banyak hingga akan sadar ketidakadilan ini?

Kamis, 21 Juli 2011

Perbedaan Naskah Radio Umum dan Naskah Radio Anak


NASKAH RADIO UMUM

IRWAN YULIANSYAH DAN NANDI MAHYAR TEWAS/ SETELAH SEPEDA MOTOR YANG MEREKA TUMPANGI/ BERTABRAKAN DENGAN TRUK PENGANGKAT PASIR// KECELAKAAN TERSEBUT TERJADI KETIKA KEDUANYA MELAHAP SEBUAH TIKUNGAN DI JALAN PARIGI-PANYINDANGAN/ KAMPUNG BABAKAN LOA/ DESA MARGAMUKTI/ KECAMATAN SUMEDANG UTARA/ TEPATNYA DI DEPAN PASAR BAMBU KUNING/ JAM 9 PAGI INI//  KECEELAKAAN TERSEBUT TERJADI KARENA KEDUA REMAJA TERSEBUT MENIKUNG TERLALU KE TENGAH//  SAAT BERSAMAAN/ DARI ARAH BERLAWANAN/ DATANG TRUK DIESEL PENGANGKUT PASIR/ /  MISNA YANG MERUPAKAN SUPIR TRUK TERSEBUT/  MENGATAKAN BAHWA MOTOR YANG DIKENDARAI KEDUA REMAJA TERSEBUT TERLALU KENCANG/ SEHINGGA DIA TIDAK SEMPAT UNTUK MENGEREM //  AKIBAT KECELAKAAN TERSEBUT IWAN TERLINDAS RODA BELAKANG TRUK/ SEMENTARA NANDI YANG DIBONCENG TERLINDAS RODA BAN DEPAN//  KEDUA KORBAN SEMPAT DIBAWA KE RUMAH SAKIT NAMUN APA DAYA NYAWA MEREKA TIDAK TERSELAMATKAN/


NASKAH RADIO ANAK

NAH ADIK-ADIK SEMUANYA/ SEBELUM KAKAK MUTERIN LAGU SELANJUTNYA/ SEKARANG KAKAK MAU NGSASIH INFO DULU NIH BUAT KALIAN SEMUA NIH// JADI SEKITAR JAM 9 TADI PAGI/ ADA KECELAKAAN ANTARA MOTOR YANG DIKENDARAI 2 ORANG REMAJA/ DENGAN MOBIL PENGANGKUT PASIR//  KECELAKAANNYA TERJADI DI JALAN PARIGI PANYINDANGAN/ KAMPUNG BABAKAN LOA/ DESA MARGAMUKTI/ KECAMATAN SUMEDANG UTARA/ YANG DI DEPAN PASAR BAMBU KUNING ITU LOH ADIK-ADIK/ TAU KAN?//  JADI GINI NIH CERITANYA/ KEDUA REMAJA YANG PAKE MOTOR ITU MENIKUNG TERLALU KE KANAN//  LAGIPULA NIH/ MEREKA JUGA BAWA MOTORNYA TERLALU NGEBUT/ SAMPE-SAMPE PAK SOPIR TRUK PUN KAGET DAN GAK SEMPAT MENGEREM TRUKNYA//  AKIBAT KEJADIAN INI, KAKAK IRWAN YULIANSYAH YANG BAWA MOTOR/ DAN KAK NANDI MAHYAR YANG DIBONCENG/ MENGALAMI LUKA PARAH// WALAU SEMPAT DIBAWA KE RUMAH SAKIT/ TAPI NYAWA MEREKA TIDAK TERTOLONG/ YAAH KASIAN YA ADIK-ADIK?//  NAH MAKANYA KALO ADIK-ADIK SEMUA LAGI DALAM PERJALANAN HARUS HATI-HATI, JANGAN NGEBUT-NGEBUT. TERUS SEBELUM BERANGKAT JANGAN LUPA BERDOA. OK?

Kamis, 19 Mei 2011

Argumentative Essay: National Examination Must be Stopped



Seventeen-years-old girl tried to jump from the top of BSM building. She tried to kill herself. If the mall security failed to stop her, she would become 16th student who have been killed in this week because of national examination. National examination is an exam to evaluate the education degree of student in elementary school, junior high school and senior high school. The students who pass the exam can continue their study to higher level while the students who are not will have to stay and follow the next national examination. This exam has become a big problem in Indonesia recently. As the one who ever join and feel the atmosphere of national examination, I believe that this exam would be a big problem because is unfair, full of cheating, and could disturb student’s mental & psychological.
How long we study at school? It takes six years in elementary school and three years in junior/senior high school. And how long we do the national examination? It is only takes a few days. So, do you think it is fair? Of course not! Many years we have spent our time to study at school only decided by a few days. Just imagine how lucky the lazy student who rarely come to the school, follow the exam and pass it. And now imagine how unfortunate the diligent student who always come to the school, follow the exam and fail.
It is not a secret again that national examination is full of cheating. All people know about that.  Almost every students, no matter how stupid or smart they are, is cheating. Not only students, teachers hand headmaster are also trying to help their students in this exam. From sending a short message until come directly to the class, everything they do as long as they can make their students pass by 100%. After all that bad things happen, just imagine what will happen with our youngster? Cheating will become their habit & in the future, this country will be lead by many cheating leader. Oh, poor Indonesia.
Student’s mental & psychological is also can be disturbed by the national examination. It is very natural that the students, who are still child and teenager, will be stressful to face that kind of pressure. As a result, they cannot answer the question as smooth as their quality of brain and intelligence has to. Furthermore, students who failed in this exam can be really stressful and hopeless. They are become frustration. They do many dangerous things to express their sadness and anger such as, race, drug, free sex, until doing a suicide.
Peoples claim that national examination is very good for education in Indonesia. They said that it can evaluate and standardize our student’s education degree. I totally disagree with that statement. According to me, many students can pass the national examination because of their luck, not because they are diligent or clever. Yes, they are lucky to get the answer from teacher or friend. They are also lucky to have a healthy body when national examination being held. So, national examination cannot be the evaluation and standardization for our student’s education degree.
            For many years, national examination has become very big problem for educational system in Indonesia. Education is a branch of everything. If this educational problem cannot be finished as soon as possible, all aspect in this country like economical, political, social & cultural will broken too. In short, I think there are no reasons for continuing national examination. National examination must be stopped and changed by a new better system.